Selasa, 19 Juli 2016

Open Order Design

AMP Production

membuka jasa order desain untuk berbagai kepentingan seperti hadiah ulang tahun, pernikahan, dll dengan harga yang sangat murah, terjangkau dan berkualitas, diantaranya :
1. Vector





2. Karikatur
3. Line Art


4. Shiloutte


Bagi anda yang berminat order bisa menghubungi kami di :
ID Line    : adnanmp
Instagram : @adnanmp
CP           : 0838-4742-4742
E-mail      : adnanputra10@gmail.com

Minggu, 13 Desember 2015

AMP Animation

Berikut ini adalah hasil Tugas Akhir dari karya saya dalam menempuh Setara D-1 ITS (Prodistik), jangan lupa untuk Like+Subscribe+Share. Selamat menyaksikan.



Kamis, 30 Oktober 2014

Design Poster


#Juara 1 Lomba Desain Poster di SMAN 2 Probolinggo 
  dalam rangka Hari Sumpah Pemuda 2014

Senin, 06 Oktober 2014

Pengorbanan Ibu Siti

Karya : Adnan Mardiyansyah Putra
           
Pada suatu ketika di Desa Kanigaran, hiduplah seorang wanita paruh baya biasa dikenal dengan nama Ibu Siti yang hanya tinggal berdua bersama anak sulungnya bernama Adit di rumah tua yang beralaskan tanah dan beratapkan jerami. Tak jarang hewan-hewan kecil seperti tikus dan kecoa menemaninya disaat malam tiba.  Dikala hujan mengguyur, tetes demi tetes hujan membasahi rumahnya beserta dinginnya angin malam pun turut menemani tidurnya. Tapi itu semua tak mengurangi semangat hidupnya disaat dia harus menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupi dan menafkahi anaknya yang bersekolah di jenjang sekolah dasar.
Setiap harinya Ibu Siti selalu bangun pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan anaknya dengan lauk seadanya dan menyiapkan jamu racikannya sendiri untuk dijualnya keliling desa. Dengan sepeda tuanya dia mengayuh sekuat tenaga demi sesuap nasi. Sebelum memulai berjualan jamu, terlebih dahulu dia mengantarkan Adit ke sekolah. Sesampainya disekolah, tiba-tiba Adit bertanya sambil turun dari sepeda “Bu, ada yang lupa?”. “Memangnya apa dit yang kelupaan?” tanya Ibu Siti. Aditpun menjawab dengan mengarahkan jari telunjuknya ke keningnya, lalu dengan sigap Ibu Siti paham dan langsung mencium kening Adit dengan berkata “Inikan yang kamu maksud..., belajar yang rajin ya?”. “Siap bu” Kata Adit yang mengambil tangan ibunya untuk bersalaman dan menciumnya lalu pergi meninggalkan ibunya dengan perasaan hati yang senang.
Lalu setelah mengantarkan anaknya ke sekolah, mulailah Ibu Siti berjualan jamu hingga sore hari. Tak jarang jamu yang dibuatnya itu tidak laku, yang akhirnya diberikan secara cuma-cuma ke tetangganya. Meskipun begitu dia tetap tabah dan bersyukur atas anugerah yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Tak sedikit juga tetangganya ikut membantu memberi sumbangan untuknya tapi dengan hati lembut dia menolaknya dengan selalu berkata “Maaf Ibu, bukannya saya menolak pemberian dari ibu tapi menurut pribadi saya sendiri, lebih baik mencari uang sendiri meskipun sampai sakit daripada harus meminta-minta” .
Ketika Malam tiba Ibu Siti mengantarkan anaknya mengaji di musholah dengan menemaninya hingga selesai mengaji dan kembali pulang ke rumah. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB, dia pun menyuruh Adit untuk segera tidur agar besok tidak kesiangan. Kencangnya angin malam dan nyamuk yang mulai berdatangan, Ibu Sitipun menebas nyamuk yang mencoba mengerumungi anaknya hanya dengan sebuah buku. Sambil mengipasi anaknya yang sedang tertidur pulas dia berkata dalam hati kecilnya ”Aku bersyukur telah diberi anugerah yang besar dengan mempunyai anak yang patuh dan diberi ketabahan meskipun dia hanya hidup di keluarga yang bisa dikatakan miskin tapi dia tetap bersyukur” .
Tetapi semua berubah ketika suatu hari Adit berkata,
“Bu, lihat sepatuku sudah rusak, aku ingin mempunyai sepatu baru seperti kepunyaan teman-teman, aku malu menggunakan sepatu yang bau dan sobek ini bu!.”
“Ibu sebenarnya mau membelikanmu sepatu baru, tetapi ibu masih belum punya uang, kalau kamu mau punya sepatu baru, akhir bulan ini pasti akan ibu belikan” kata Ibu.
“Tidak bu, aku maunya besok?”
“Tapi nak . . . ya sudah ibu usahakan”
Dengan perasaan hati yang resah dan gundah Ibu Siti berpikir mengenai dari mana dia mendapatkan uang untuk membelikan sepatu anaknya, padahal uang yang diperoleh dari menjual jamu hanya cukup untuk kehidupan sehari-hari.
Keesokan harinya Ibu Siti pun bekerja keras untuk membelikan anaknya sepatu baru dengan berjualan jamu dari terbit hingga terbenamnya fajar tanpa mengenal lelah. Meskipun hujan mulai mengguyurnya dia tetap bersikeras untuk tetap bekerja demi memenuhi keinginan anaknya walaupun tubuhnya sudah mulai lemas dan terbatuk-batuk. Hingga malam pun dia tetap bekerja dengan mencucikan piring dan baju tetangganya.
Sepulang Adit dari mengaji yang kali ini tidak di antarkan oleh sang Ibu, tiba-tiba Adit membuka pintu dengan sangat keras dan berteriak mencari ibunya “Ibu...ibu dimana? Mana sepatuku yang kau janjikan bu?”. Satu persatu dia membuka pintu dan ketika dia membuka pintu kamarnya, dia terkejut ketika melihat Ibunya berbaring lemas yang terbatuk-batuk dan menggigil dengan berselimutkan sarung kusut. Dengan perasaan bersalah Adit berjalan menuju Ibunya dan terkejutlah dia ketika melihat sepatu lamanya yang awalnya sobek dan sangat bau menjadi bersih, wangi dan sudah terjahit rapi. Tak sadar dia tiba-tiba meneteskan air matanya dan ternyata Ibu Siti terbangun, sontak Adit langsung memeluk erat ibunya dengan berkata “Maafkan aku bu, yang durhaka ini telah membentak dan menyuruh Ibu demi membelikanku sepatu baru dengan bekerja dari pagi sampai malam  hingga Ibu seperti ini, Maaf bu?”. Lalu Ibu Sitipun menjawabnya dengan terbatuk-batuk “Uhuk...uhuk, kamu tidak salah kok nak, yang salah itu ibu, maafkan ibumu ini dit yang tidak bisa membelikanmu sepatu baru, Ibu hanya mencucikan dan menjahit sepatu lamamu itu?”, ”Itu sudah lebih dari cukup bu, terima kasih bu dan sekali lagi aku minta maaf?” kata Adit. “Ya dit, sudah gak tidak masalah kok nak!” kata Ibu Siti sembari mencium kening dan kedua pipi anaknya.
Akhirnya pada keesokan harinya semua telah kembali seperti sedia kala. Ibu Siti yang mulai berjualan jamu kembali yang tak lupa untuk mengantarkan anaknya sekolah dan mengaji, serta Adit yang hatinya kini sedang bergembira walaupun tidak memiliki sepatu baru seperti teman-temannya tapi Adit tetap bersyukur atas apa yang telah dia miliki dengan hidup berdua bersama Ibu tercintanya yaitu Ibu Siti Si Penjual Jamu dari Desa Kanigaran.




Jumat, 05 September 2014

My Anime Design.

1. Weapon : Corel Draw X5
    Time : 110 Minutes
#PBB Kreasi 2014


2. Weapon : Microsoft Publiser
    Time : 90 Minutes


3. Weapon : Corel Draw X5
    Time : 120 Minutes